Memang benar, namanya kuliah pasti tidak enak dan
tentunya super sibuk. Apalagi untuk taraf S2 yang menuntut mahasiswa untuk
mengembangkan konsep-konsep dengan pola pikir kritis dan ide-ide cemerlang. Dosen-dosen
yang memberikan kuliah dengan kualifikasi doctor dan professor yang tentunya
menuntut mahasiswa untuk bisa mengikuti pola pikir dan teknik pengajaran
mereka, yang sangat jauh berbeda dengan jenjang S1.
Bercerita tentang pengalaman kuliah di tahun pertama
(UNDIP), banyak kenangan yang secara pribadi tak terlupakan. Namanya juga program double degree, proses
perkuliahan selama setahun (tapi sbenarnya hanya 8 bulan), semua mata kuliah,
proses persiapan dan seleksi pemberangkatan dilakukan selama jangka waktu
tersebut. Seumur-umur baru kali pertama melakukan perkuliahan (kuliah materi
megister dan kursus bahasa) dari 07.00 pagi hingga 17.00 sore (Senin-Kamis,
terkecuali Jum’at hanya setengah hari).
Sebenarnya untuk mata kuliah megister sendiri hanya membutuhkan 3-4 jam
sehari, selebihnya digunakan untuk kursus bahasa Perancis. Terkadang berfikir,
sebenarnya yang menjadi mata kuliah adalah bahasa Perancis sedangkan kursunya
adalah mata kuliahnya (yah begitulah).
Bukan kuliah namanya jika bebas dari tugas. Dengan jam perkuliahan yang padat,
sampai-sampai saya pribadi tidak bisa membagi waktu (sehingga beberapa kali
tidak mengikuti perkuliahan (kursus bahasa), karena harus menyelesaikan
tugas-tugas kuliah). Ternyata hal ini, tidak hanya terjadi pada saya, tetapi
pada teman-teman yang lainnya. Hingga
beberapa kali kejadian, mahasiswa yang mengikuti kursus sangat sedikit dan
bahkan tidak mencukupi setengah, sehingga menyebabkan pengajar bahasa menjadi
marah (yah, apa boleh buat…!!!).
Pasukan MSDP 2011
Kursus bahasa perancis, seru, mengesankan, menegangkan
dan membosankan juga sih….! Tanggal 21 September 2011, hari pertama mengenal,
mengetahui, melihat dan mendengar bahasa perancis. Dengan basic “zero” yang sama (sekelas
sebanyak 25 mahasiswa), kami memulai belajar bahasa perancis. “Lucu”, itu tanggapan awal saya pada saat
itu. Bagaimana tidak, kami belajar
bahasa tersebut seolah-olah sebagai anak yang baru mulai berbicara. Sesekali
menoleh ke arah teman-teman dengan serius dan bentuk mulut yang tidak karuan,
mempraktekkan bahasa tersebut (sebenarnya saya juga sih..hahhahahaa). Berawal
dari pengucapan alphabet, aturan grammer, menghafal kosa kata, menyusun sebuah
kalimat hingga mempraktekkan dalam sebuah percakapan dan tulisan. Bersyukur, kami diajar oleh dosen-dosen yang
telah mahir berbahasa perancis dan beberapa native speaker perancis. “Seru”
ketika diajar oleh native speaker, diawal seolah-olah belajar 2 bahasa, karena
untuk mengetahui apa yang diajarkan, kita harus menerjemahkan kedalam bahasa
inggris (hehehhee). Beberapa lama
kemudian, menjadi “menegangkan”. Bagaimana tidak, dengan kemampuan kami yang
masih minim, native speaker memberikan pertanyaan dan memaksa untuk menjawab
tanpa boleh melihat kamus dan bertanya kepada teman yang lain (teman yang lain
nggak mau ambil resiko juga karena takut pertanyaannya beralih ke-dia atau
diceramahi). Karena persistiwa ini pula beberapa teman-teman biasanya menjadi
takut mengikuti kursus dan bahkan tidak mau masuk. “Membosankan” kalo ini biasanya terjadi pada
saya pribadi. Jika malamnya sudah
begadang ataupun tidak mempunyai cukup waktu untuk istirahat, proses kuliah
maupun kursus tidak ada yang tersangkut, yang ada hanya menguap tanpa henti.
Apalagi didukung angin sepoi-sepoi AC, mengantuknya bertambah. Dampkanya,
terkadang menjadi bosan dan kepingin pulang lebih awal.
Untuk lanjut ke Perancis, bukan hal yang mudah. Beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi oleh
seorang kandidat untuk bisa lulus. Nilai
IPK > 3,50, memiliki project research, dan memiliki standar nilai bahasa
perancis (DELF). Selain itu, kandidat
harus bisa mempresentasikan project research (meskipun belum tentu sama yang
akan diteliti pada saat lulus di Perancis) mereka didepan profesor perancis
yang datang secara langsung untuk menyeleksi.
Dengan kuota beasiswa yang terbatas hanya sekitar 5-6 orang, kami
sejumlah 25 mahasiwa harus bersaing satu sama lainnya.
Proses seleksi oleh
professor dari perancis dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada bulan Oktober
(2011), serta Maret dan April (2012).
Seleksi pertama, bertindak sebagai penyeleksi Dr. Gilles Radenac dari
Université de La Rochelle (URL), seleksi kedua dilakukan oleh Prof. Nathalie
Bourguignon dari Université de Bretagné Occidental (UBO) dan Prof. Valérie
Stiguard dari Université de Bretagné Sud (UBS), dan seleksi ketiga oleh Dr.
Julien Thébault dari Université de Bretagné Occidental (UBO). Pada proses seleksi, kami mempresentasikan research
project yang akan diteliti. Saya pribadi memperesentasikan tentang “THE EFFECT
OF γ -AMINOBUTIRYC ACID (GABA), HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) AND MUCUS ON
SETTLEMENT RATE OF LARVAE ABALONE Haliotistu
berculata atau L'EFFET DE γ-AMINOBUTYRIQUE ACID (GABA), HYDROGENE PEROXYDE
(H2O2) ETDE MUCUS SUR LE TAUX DE LA FIXATION DE LARVE DE L’ABALONE Haliotis tuberculata”. Pada seleksi
pertama kami menggunakan bahasa Inggris (karena baru mengikuti kuliah bahasa
selama 2 minggu). Tahap seleksi kedua,
dengan kemapuan seadanya, kami mencoba mempresentasikan dalam bahasa perancis. Untuk seleksi ke-3 dilakukan via skype dan
tidak semua mahasiswa yang berhasil lulus untuk presentasi ketiga ini. Saat itu, saya salah satu mahasiswa yang
tidak terseleksi untuk lulus mengikuti seleksi tersebut. Betapa sedihnya kala itu, serasa jatuh dan
tidak mempunyai kesempatan lagi untuk lulus di Perancis (Stress melanda). Namun, kepercayaan selalu memotivasi bahwa
jika sudah menjadi rejeki saya,
bagaimanapun dan apapun caranya, insyaAllah saya akan mendapatkannya. Proses demi proses berlanjut hingga akhirnya bulan
Juni 2012 keluarlah 7 nama yang berhasil terseleksi dan mendapatkan Letter of
Acceptance (LoA) dari beberapa universitas yang berbeda dengan dua jenis
beasiswa (BU BPKLN dan BU DIKTI). Saya
sendiri, Alhamdulillah berhasil mendapatkan LoA di University of La Rochelle
(Université de La Rochelle).
Yeah Pose Depan Rektorat Kampus ULR
Perjuangan belum berakhir sampai disitu. Saya pibadi,
harus berkali-kali pergi-pulang Jakarta-Semarang untuk mengurus berkas-berkas
di DIKTI, paspor, visa dan beberapa persyaratan lainnya. Perjalanan Semarang ke Jakarta sudah seperti
Kendari-Moramo (Kampung saya) karena keseringan. Tidur di kerata dan menginab di Stasiun bukan
hal yang lumrah lagi bagi saya. Banyak
kenangan di Jakarta, mandi di stasiun hingga dempet-dempetan di busway. Bahkan, si penjaga kamar mandi di stasiun
Pasar Senen tempat saya biasa mandi pagi dan juga numpang sholat diruangan
khususnya, hafal dengan muka saya. Begitu keras perjuangan, dan hingga akhirnya
saya meyakini bahwa “untuk mendapatkan buah yang manis, kita harus bekerja keras
terlebih dahulu”.
Saat ini saya sedang kuliah
di program Master 2 di bawah fakultas “Science pour l’Environnement (Ilmu
Lingkungan), Spécialité Écologie et Dynamique des Littoraux et Estuaires
(Spesialisasi Ekologi dan Dinamika Pantai dan Estuari), Université de La
Rochelle, France. Sekarang saya sedang melakukan research mengenai Pencemaran
Teluk Kendari, lebih spesifik dengan judul “Evaluation de la Toxicité de
Sédiment de la Biae de Kendari (Sulawesi, Indonésie) par l’Utilisatin Bio-essai
(Evaluasi Tingkat Toksisitas Sedimen Teluk Kendari Melalui Bio-essai). Dalam penelitian ini, saya akan menggunakan larva bulu babi (Paracentrotus lividus) dan kerang (Crassostrea gigas) dengan indikator
tingkat kenormalan dan biodisponibility larva.
Persentasi Tugas Kelompok
Akhir kata, semoga sepenggal
kisah ini dapat mejadi pelajaran dan motivasi bagi teman-teman yang mempunyai
keinginan untuk melanjutkan studi di luar negeri khusunya di Perancis. Mohon doa dan dukungannya, agar saya dan
teman-teman yang lain bisa selesai dan lulus sesuai dengan harapan… (Amin),..!
Best Regards
Yakusa - yakin usaha sampai. Syukur temanku ini hebat. Salut ucapku.
BalasHapusMas mau tanya dong kl jurusan perikanan or lingkungan perairan yg bagus di kampus apa yah? Trs kita kesana harus bisa bahasa Prancis? Mksh
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMas mau tanya dong kl jurusan perikanan or lingkungan perairan yg bagus di kampus apa yah? Trs kita kesana harus bisa bahasa Prancis? Mksh
BalasHapusbien travail mon camarades; j'etais aussi l'ancient etudiant a la rochelle sur provision de Gilles...
BalasHapus